Halaman

Minggu, 25 September 2011

TUGAS RESUME PRPL MINGGU 1

A. Tahapan
Tahapan untuk membuat Proyek Rekayasa Perangkat Lunak adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pembuatan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan proposal, wawancara dan observasi data, serta dokumentasi data

2. Tahap Perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan SDPLN (Software Development Plan), pembuatan SRS (Software Requirement Spesification), pembuatan SAD (Software Analysis Design), pembuatan test plan




3. Tahap eksekusi
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan Database, interface, coding, testing dan dokumentasi

4. Tahap pengendalian
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan instalasi, training, maintenance, hasil test

5. Tahap Akhir/final
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan manual book, pengumpulan persetujuan, arsip  dokumen




B. Dokumen

Dokumen-dokumen yang dibuat dalam Proyek Rekayasa Perangkat Lunak adalah sebagai berikut

1. Dokumen SDPLN
Dokumen ini dibuat oleh seorang project manager (PM) yang isinya berupa tujuan pembuatan, ruang lingkup, lama pekerjaan serta team yang terlibat dalam mengerjakan suatu proyek. Dokumen ini sangat berguna sekali sehingga anggota team dapat bekerja sesuai dengan tugas mereka masing-masing maksimal dan optimal

2. Dokumen SRS
Dokumeni ini dibuat oleh seorang sistem analis yang isinya berupa gambaran sistem, kebutuhan spesifikasi software dan hardware

3. Dokumen SAD
Dokumen ini dibuat oleh seorang sistem design yang isinya berupa oeverview dokumen, desain seperti context, dfd, cdm, pdm dan desain input output

4. Dokumen Test Plan
Dokumen ini dibuat oleh seorang testing yang isinya berupa test case, rancangan testing, persiapan test 

C. Sumber Daya Manusia 

Terdapat Sumber Daya Manusia di dalam pelaksanaan PRPL, diantaranya adalah ...

Defenisi Manajer Proyek

Menurut Project Mangement Body of Knowledge Guide (PMI 2001) mengatakan bahwa manajer proyek seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek. Menurut Ritz (1994) seorang manajer proyek berasal dari suatu institusi atau seorang pengusaha yang sinonim dengan pengurus, eksekutif, supervisor dan boss.

Pemilihan seorang manajer proyek merupakan satu dari dua atau tiga keputusan paling utama mengenai proyek. Manajer proyek perlu memiliki kerangka harapan agar dapat berhasil dengan baik. Berikut adalah daftar kepopuleran, keterampi– lan dan kualitas yang dicari manakala pemilihan seorang manajer proyek:
  1. Latar belakang teknis yang kuat.
  2. Seorang manajer yang keras kepala.
  3. Individu yang bersifat dewasa.
  4. Seseorang yang tersedia.
  5. Seseorang yang memiliki hubungan baik dengan para eksekutif senior.
  6. Seseorang yang dapat memelihara kebahagiaan tim proyek.
  7. Orang yang telah bekerja dalam beberapa departemen berbeda.

Peranan Dan Tanggung Jawab Manajer

PMBOK Guide (PMI, 2001) menjabarkan peranan tanggung jawab serta apa yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek pada setiap proses manajemen proyek. Hal ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Kepemimpinan seorang manajer proyek harus ditunjukkan pada semua tahapan proyek.
  2. Manajer proyek mempunyai otoritas dan kebebasan dalam mengatur proyek.
  3. Manajer proyek bersama dengan tim manajemen proyek harus mengkoordinir dan mengarahkan berbagai alat penghubung teknis dan organisasi yang ada dalam proyek.
  4. Manajer proyek bersama dengan pemberi kuasa menyediakan sumber daya organisasi untuk merancang aktivitas proyek.
  5. Manajer proyek harus mengenali proyek dan ditugaskan sejak awal studi kelayakan. Manajer proyek harus selalu ditugaskan sebelum dimulai perencanaan proyek dilaksanakan dan lebih disukai yang sebelumnya telah banyak menyelesaikan proyek tersebut.
  6. Manajer proyek bersama dengan tim manajemen proyek bertanggung jawab menentukan kualitas dan nilai proyek.
  7. Manajer proyek juga mempunyai tanggung jawab kepada sumber daya manusia untuk menerima dan melepas bawahannya tergantung atas organisasi atau industri dimana mereka menjadi anggota.
  8. Peran dan tanggung jawab dari manajer proyek biasanya kritis pada kebanyakan proyek tapi sangat berarti dalam penerapannya.
  9. Manajer proyek bertanggung jawab dalam membuat pelaporan rangkap kepada manajer fungsional dan timnya sendiri.
  10. Manajer proyek dan tim manajemen risiko memberi tanggapan kepada pemilik proyek terhadap risiko yang dilaporkan. Hal ini akan mengurangi efek yang tidak diantisipasi dan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko.
  11. Manajer proyek yang diusulkan harus bersertifikat Project Management Profesional (PMP) atau yang diusulkan harus mempunyai dokumentasi pengalaman kerja sebelumnya pada proyek yang sama.
Kualifikasi Manajer Proyek

Menurut Imam Soeharto (1997), karena tanggung jawab yang harus diemban oleh manajer proyek cukup berat dalam menentukan keberhasilan proyek, maka seorang manajer proyek harus mempunyak kualifikasi tertentu, yaitu:
  1. Mempunyai jiwa kepemimpinan yang berorientasi kuat pada pencapaian sasaran.
  2. Seorang yang generalis yang berpandangan luas dan spesialis
  3. Memiliki kredibilitas secara teknis, latar belakang pengalaman yang cukup dan pendidikan yang memadai.
  4. Menguasai aspek sumber daya manusia.
Menurut Lyle Spencer, seorang manajer proyek harus mempunyai kompetensi manajamen proyek yang meliputi pengontrolan simber daya dan waktu pelaksanaan, manajemen sumber daya manusia dan manajemen strategik. Manajer proyek harus terus mengetahui informasi dalam pelaksanaan pekerjaan dan mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Manajer proyek harus dapat belajar dari pengalaman yang sudah didapatnya dalam pelaksanaan proyek sebelumya untuk dapat diterapkan dalam metode kerja proyek yang sedang dipimpinnya.

Kriteria Manajer Proyek Yang Efektif

Nobody’s Perfect, kata ini memang menunjukkan sebuah realitas. Bagaimanapun tuntutan kesempurnaan kerja seorang manajer proyek yang efektif tidak dapat seratus persen terwujud. Akan tetapi ada beberapa criteria dan usaha pendekatan ke arah sana. Grey&Larson (2006) mendeskripsikan beberapa indicator, ciri dan kualitas seorang manajer proyek yang efektif. Beberapa kontradiksi yang dihadapkan oleh manajer proyek antara lain:
  1. Inovasi dan menjaga stabilitas.
  2. Menetapkan gambaran dan terlibat langsung di lapangan.
  3. Mendorong individu tetapi juga menekan tim.
  4. Campur tangan atau tidak.
  5. Fleksibel tapi ketat.
  6. Loyalitas tim dan loyalitas organisasi.

IT Programmer
  1. Mengmbil bagian dalam pengembangan dan integrasi perangkat lunak.
  2. Mengembangkan secara aktif kemampuan dalam pengembangan perangkat lunak.
  3. Menerima permintaan user untuk masalah-masalah yang harus diselesaikan.
  4. Menyediaakan dukungan dan penyelesaian masalah konsumen baik untuk konsumen internal maupun eksternal.
  5. Bertanggung jawab atas kepuasan terkini pelanggan.
  6. Melakukan tugas-tugas yang berkaitan dan tanggung jawab yang diminta, seperti dalam sertifikat dan menuruti rencana dasar perusahaan untuk membangun kecakapan dalam portfolio pruduk.
  7. Mengerjakan macam-macam tugas terkait seperti yang diberikan.
  8. Membentuk kekompakan maksimum dalam perusahaan bersama dengan rekan-rekan dalam perusahaan.
System Analyst
  1. Mengumpulkan informasi untuk penganalisaan dan evaluasi sistem yang sudah ada maupun untuk rancangan suatu sistem.
  2. Riset, perencanaan, instalasi, konfigurasi, troubleshoot, pemeliharaan, dan upgrade sistem pengoperasian.
  3. Riset, perencanaan, instalasi, konfigurasi, troubleshoot, pemeliharaan, dan upgrade perangkat keras, perangkat lunak, serta sistem pengoperasiannya.
  4. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap prosedur bisnis yang ada maupun yang sedang diajukan atau terhadap kendala yang ada untuk memenuhi keperluan data processing.
  5. Mempersiapkan flow chart dan diagram yang menggambarkan kemampuan dan proses dari sistem yang digunakan.
  6. Melakukan riset dan rekomendasi untuk pembelian, penggunaan, dan pembangunan hardware dan software.
  7. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan konektivitas, termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi komponen.
  8. Memilih prosedur yang tepat dan mencari support ketika terjadi kesalahan, dan panduan yang ada tidak mencukupi, atau timbul permasalahan besar yang tidak terduga.
  9. Mencatat dan memelihara laporan tentang perlengkapan perangkat keras dan lunak, lisensi situs dan/ atau server, serta akses dan security pengguna.
  10. Mencari alternatif untuk mengoptimalkan penggunaan komputer.
  11. Mampu bekerja sebagai bagian dari team, misalnya dalam hal jaringan, guna menjamin konektivitas dan keserasian proses di antara sistem yang ada.
  12. Mencatat dan menyimpan dokumentasi atas sistem.
  13. Melakukan riset yang bersifat teknis atas system upgrade untuk menentukan feasibility, biaya dan waktu, serta kesesuaian dengan sistem yang ada.
  14. Menjaga confidentiality atas informasi yang diproses dan disimpan dalam jaringan
  15. Mendokumentasikan kekurangan serta solusi terhadap sistem yang adasebagai catatan untuk masa yang akan datang.
Design System

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Desain sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Desain sistem secara umum ( General Systems Design )
2. Desain sistem terinci ( Detailed Systems )
Tujuan Desain Sistem
Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang terlibat

Testing

Dalam siklus pengembangan perangkat lunak (Software Development Life Cycle), kita mengenal adanya fase testing.
Testing adalah proses pengujian terhadap hasil dari fase coding. Pengujian mencakup beragam aspek yang berkaitan dengan System & Performance dari fase Code Generation. Pengujian-pengujian tersebut berupa Pengujian Database, Pengujian Validitas Data, Pengujian Logic Aplikasi, Pengujian Antar Muka Aplikasi (General User Interface/GUI), Pengujian User Administration. Hasil pengujian ini merupakan umpan balik perbaikan system & performance yang akan digunakan dalam proses perbaikan sistem hingga mencapai hasil yang diharapkan dan telah ditentukan sebelumnya.
Jadi fase ini diperlukan agar bisa dipastikan bahwa program kita siap dipakai di client. Di fase inilah kita bisa mencari error-error yang mungkin ada, dan mbenerin error-error tersebut.
Lalu, bagaimana cara mentesting suatu program?

1. Perencanaan testing
2. Pembuatan test case
3. Pelaksanaan testing
4. Dokumentasi testing

Perencanaan Testing
Dari banyak jenis testing, kita akan mencoba dua macam testing, yaitu functional testing dan unit testing.
Inti dari Functional Test adalah tester melakukan test berdasarkan dari fungsi-fungsi yang terdapat di aplikasi yang sedang dibangun. Misalnya, fungsi button save, edit, delete. Tester harus bisa membuktikan bahwa record tersebut benar-benar ter-save, edit atau delete.Contoh lain misalnya, saat diminta masukin data (contoh: kode pos), data yang harus masuk adalah angka, ketika sang tester memasukkan huruf atau special character, sistem/aplikasi harus bisa mengeluarkan warning yang memberitahukan kalau data input tersebut salah.
Sedangkan Unit Testing adalah salah satu bagian dari proses construction, di mana unit terkecil dari source code sebuah software yang sedang dikembangkan, diisolasi secara terpisah antara satu dan lainnya, lalu diuji apakah output dari unit tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi atau kebutuhan yang ada. Ekspektasi seperti apa yang dimaksud? Ekspektasi yang dihasilkan dari proses design, yaitu behavior yang diharapkan dari unit tersebut. Jika inputnya begini maka target output yang diinginkan seperti apa. Inilah ekspektasi yang dimaksud.

Pembuatan Test Case
Sebelum membuat test case, kita perlu memahami model dari program testing kita, minimal ada use case, sequence diagram, class diagram, basic & alternate flow.
Contoh bisa dilihat dari dokumen berikut :
Setelah mengetahui model dari program yang akan ditesting, kita merancang skenario test case dan matrix test casenya.
Contoh bisa dilihat dari dokumen berikut :
Test Case
 
Pelaksanaan Testing
Di sini kita akan mencoba melakukan :
1. Unit Testing dengan menggunakan NUnit
2. Functional Testing dengan menggunakan TestComplete
Sebelumnya, install dulu software testernya dulu. Bisa didownload disini :
http://www.4shared.com/file/yM5bEgmJ/NUnit-25510112.html
http://www.4shared.com/file/FBvvB9qs/TestComplete752Demo.html
(trial 30 hari)
Langkah-langkah testingnya, bisa dilihat di dokumen berikut :
Unit Testing using NUnit
Jika ingin mencoba testing aplikasi SchoolApp, download projectnya disini :
http://www.4shared.com/file/g_m9I6kK/SchoolAppUAS.html
Sebelum menjalankan aplikasi ini, ganti
Protected Friend fileLoc As String = “D:\SEMESTER 6\[ Verva ]\SchoolAppUAS\SchoolApp\school.mdb” (di SchoolData.vb) dan
Private path As String = “D:\SEMESTER 6\[ Verva ]\SchoolAppUAS\SchoolApp\school.mdb” (di SchoolDataTest.vb)
sesuai dengan file location pada komputer/laptop anda.
Dokumentasi testing
Setelah melakukan testing, kita mendokumentasikan hasil testing untuk dikembalikan ke programmernya.
Contoh bisa dilihat dari dokumen berikut :
Dokumentasi Testing
Untuk dokumen laporan, sebaiknya digabung mulai dari model program, hingga dokumentasi testing agar tidak terpisah-pisah :D 
Sumber:








4 komentar:

  1. link menuju SchoolAppUAS.html korupt T__T ada link baru ga?? *untuk tugas kuliah juga* .. mohon bantuannya ya kk :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. langsung saja ke link http://blog.its.ac.id/rinatc07/2010/06/04/verva-functional-testing-testcomplete-unit-testing-nunit/, karena saya juga mendapatkan info tersebut darisana....maaf baru balas....^^

      Hapus
  2. wah halaman yang bagus dan artikel yang sangat baik . saya senang bisa menemukan halaman ini , artikelnya sangat menarik . di tunggu postingan berikutnya .Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah mengunjungi blog ecek2 ini...Semoga bermanfaat...^^

      Hapus